DEFINISI KEPEMIMPINAN
Dalam studi manajemen, banyak
definisi mengenai kepemimoinan. Pembahasan dalam bab ini mendasarkan pengertian
kepemimpinan sebagai suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas-aktivitas yang terkait dengan penyelesaian pekerjaan oleh
anggota-anggota organisasi. Pengertian tersebut mengandung empat hal penting.
1. Kepemimpinan melibatan orang lain, yaitu karyawan atau pengikut.
2. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuatan atau kekuasaan (power) yang tidak seimbang antara
pemimpin dan yang dipimpin.
3. Kemampuan mengunakan berbagai bentuk kekuatan untuk mempengaruhi (influence) perilaku pengikut dengan berbagai cara.
4.
Aspek keempat merupakan
penggabungan menggabungkan ketiga aspek terdahulu dan pemahaman bahwa
kepemimpinan berkaitan dengan nilai-nilai
(values).
PENDEKATAN KARAKTERISTIK (TRAIT APPROACH)
Pendekatan
yang dilakukan untuk memahami kepemimpinan adalah mencoba untuk melakukan
identifikasi terhadap karakteristik personal para pemimpin. Pendekatan ini
dilandasi suatu asumsi bahwa karakteristik kepemimpinan terlahir dalam diri
seorang pemimpin. Pandangan ini kemudian mendasari suatu pemahaman bahwa
seseoang menjadi pemimpin karena dia dilahirkan sebagai pemimpin.
Pemimpin dan Bukan Pemimpin.
Penelitian
menunjukkan bahwa pemimpin memiliki sifat lebih cerdas, lebih terbuka, dan
lebih percaya diri dibandingkan dengan bukan pemimpin. Mereka cenderung lebih
tinggi. Tetapi, meskipun jutaan orang memiliki sifat-sifat tersebut, kebanyakan
dari meraka tidak pernah mencapai posisi sebagai pemimpin.
Pemimpin Efektif dan Tidak
Efektif
Suatu penelitian menemukan
bahwa intelejensi, inisiatif dan keyakinan diri diartikan sebagai penentu
kinerja manajerial. Penelitian lain
menemukan bahwa kepemimpinan efektif tidak tergantung hanya pada sekelompok
karakteristik tertentu, melainkan bagaimana karakteristik pemimpin tersebut
sesuai dengan persyaratan situasi yang ada.
Stereotyping rasial merupakan masalah
lain dalam mengidentifikasi hubungan antara karakteristik dan kualitas
kepemimpinan. Fakta menunjukkan bahwa semakin banyak kelompok-kelompok
minoritas mencapai tingkat kesuksesan dalam menjalankan bisnisnya.
PENDEKATAN KEPERILAKUAN (BEHAVIORAL APPROACH)
Ketika muncul bukti bahwa pemimpin
efektif tidak selalu ditentukan oleh karakteristik-karakteristik tertentu, para
peneliti berupaya untuk memisahkan karakteristik perilaku pemimpin efektif.
Dengan kata lain, para peneliti memfokuskan pendekatan ini pada dua aspek yaitu
fungsi-fungsi kepemimpinan dan gaya-gaya kepemimpinan.
Fungsi Kepemimpinan
Para peneliti mengkaji fungsi
kepemimpinan atas dasar suatu kesimpulan bahwa untuk mengoperasikan suatu
kelompok atau organisasi secara efektif memerlukan seseorang yang memiliki dua
kemampuan utama, yaitu task-related atau
fungsi pemecahan masalah dan group
maintenance atau fungsi sosial.
Gaya Kepemimpinan
Robert Tannenbaum dan Warren
H. Schmidt adalah pakar diantara ilmuan-ilmuan yang menggambarkan berbagai
faktor yang mempengaruhi manajer untuk memilih gaya kepemimpinan. Mereka secara
khusus lebih menyukai gaya kepemimpinan yang lebih memperhatikan karyawan (employee-centered). Mereka memberikan
saran kepada manajer sebelum melakukan pemilihan gaya kepemimpinan untuk
mempertimbangka tiga kekuatan penentu, yaitu kekuatan manajer, kekuatan
karyawan , dan kekuatan situasi.
Penelitian Universitas Ohio dan Universitas Michigan
Peneliti-peneliti di
Universitas Ohio melakukan penelitian terhadap keefektifan yang mereka sebut
sebagai struktur inisiatif (task-oriented)
dan pertimbangan (employee-oriented) dalam
perilaku kepemimpinan. Penelitian ini membuktikan bahwa tingkat perputaran
karyawan berada pada titik terendah dan kepuasan karyawan berada pada titik
tertinggi ketika pemimpin berada pada tingkat pertimbangan yang tinggi.
Sebaliknya, pimpinan yang berada pada tingkat pertimbangan yang rendah dan
tingkat struktur inisiatif yang tinggi menghasilkan tingkat putaran karyawan
yang tinggi.
Managerial Grid
Managerial Grid
mengidentifikasi suatu rentang perilaku manajemen yang didasarkan pada berbagai interaksi antara gaya yang berorientasi
pada pekerjaan dan karyawan. Gaya 1,1 yang disebut dengan gaya impoverished management memberikan perhatian yang rendah baik kepada orang
maupun pekerjaan. Gaya ini kadang disebut dengan laissez-faire management
karena pemimpin tidak menjalankan fungsi kepemimpinanya. Gaya 1,9 disebut
dengan gaya country club management
memiliki perhatian yang tinggi pada karyaan, tetapi perhatian rendah pada
produksi. Sebaliknya gaya 9,1 disebut dengan authoritarian compliance
meletakan perhatian tinggi pada produksi dan perhatian rendah pada karyawan.
Gaya 5,5 merupakan middle-of-the-road
management gaya ini memberikan perhaian yang sedang baik pada produksi
maupun karyawan. Gaya 9,9 disebut dengan team
atau democratic msnsgement gaya ini
memberikan perhatian yang tinggi baik pada produksi maupun karyawan.
PENDEKATAN KONTINJENSI (CONTINGENCY APPROACH)
Pendekatan
ini memfokuskan pada faktor-faktor berikut ini:
1.
Persyaratan pekerjaan.
2.
Perilaku dan ahrapan rekan
sekerja.
3.
Perilaku, harapan dan
karakteristik karyawan.
4.
Kebijakan dan budaya
organisasional.
Model Kepemimpinan Situasional
Hersey dan Blanchard
Model kepemimpinan situasional
yang diciptakan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard menyatakan bahawa
gaya kepemimpinan yang paling efektif berbeda-beda tergantung pada “kesiapan”
karyawan. Model kepemimpinan situsional banyak diterapkan di berbagai
organisasi bisnis karena model ini menawarkan konsep mengenai gaya kepemimpinan
yang lebih dinamis dan fleksibel.
Gaya Kepemimpinan dan Situasi
Kerja: Model Fiedler
Asumsi dasar model fiedler
adalah kesulitan yang dihadapi manajer untuk mengubah gaya kepemimpinan yang
telah membuatnya berhasil. Pada kenyataannya, fiedler meyakini bahwa kebanyakan
manajer tidak terlalu fleksibel. Pada kenyataanya, Fiedler meyakinkan bahwa
kebanyakan manajer tidak terlalu fleksibel. Perubahan gaya manajer untuk
menyesuaikan dengan perubahan situasi yang tidak dapat diperkirakan merupakan
tindakan yang tidak berguna.
PENDEKATAN JALUR-TUJUAN (PATH-GOAL APPROACH)
Model
ini diformulasikan oleh Martin G. Evans dan Robert J. House. Pendekatan ini
didasarkan pada model pengharapan dalam teori motivasi, yang menyatakan bahwa
motivasi seseorang tergantung pada harapannya terhadap reward dan valence atau
kemenarikan reward tersebut. House
dan rekan mencoba untuk memperluas teori jalur-tujuan tersebut melalui
identifikasi dua variabel yang menentukan keefektifan gaya kepemimpinan, yaitu:Karakteristik Personal Karyawan dan Tekanan Faktor Lingkungan
Keterlibatan Karyawan : Model Vroom-Yetton dan
Vroom-Jago
Pada tahun 1998, Victor Vroom dan Arthur Jago melakukan
kritik terhadap teori jalur-tujuan (path-goal
approach) karena teori tersebut gagal untuk menjelaskan situasi yang
terjadi ketika manajer harus memutuskan untuk melibatkan karyawan. Sebagai
solusinya mereka memperluas model klasik Vroom-Yetton menegnai kepemimpinan
situasional dengan memasukkan aspek kualitas dan penerimaan keputusan.
Model awal Vroom-Yetton dikembangkan pada
tahun 1973 untuk membantu para manajer memutuskan kapan dan mengapa mereka
seharusnya melibatkan karyawan di dalam penyelesaian berbagai permasalah. Model
ini menemukan lima macam gaya kepemimpinan yang tergabung dalam tiga kategori
sebagai suatu kontinuum. Ketiga kategori tersebut adalah authoritarian, consultative, dan participative.
PENDEKATAN KEPERILAKUAN
KOUZES-POSNER
Kouzes dan Posner memints para
pemimpin untuk menggambarkan diri mereka sendiri pada kondisi terbaik dan
Kouzes-Posner juga meminta kepada para karyawan untuk membuat suatu daftar
karakteristik pemimpin yang sangat mereka dambakan.
TEORI KEPEMMPINAN MASA DEPAN
Kepemimpinan transformasional dan transaksional
Podsakoff mengemukakan bahwa
gaya kepemimpinan transformasional
merupakan faktor penentu yang mempengaruhi sikap, persepsi, dan perilaku
karyawan dimana terjadi peningkatan kepercayaan kepada pemimpin, motivasi,
kepuasan kerja dan mampu mengurangi sejumlah konlik yang sering terjadi didalam
suatu organisasi.
Kepemimpinan transaksional
adalah gaya kepemimpinan di masa seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada
transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan
hubungan pertukaran.
Teori Bass mengenai
Kepemimpinan Transformasional
Dalam suatu penelitian
eksplorasinya, Bernard M. Bass membedakan dua tipe perilaku kepemimpinan, yaitu
transaksional dan tranformasioanal. Pemimpin
transaksional menentukan apa yang harus dilakukan karyawan untuk mencapai
tujuan mereka dan tujuan organisasi, menentukan persyaratan yang diperlukan,
dan membantu karyawan untuk meyakinkan bahwa mereka mampu mencapai tujuan dan
upaya yang sudah ditentuakan. Sebaliknya, pemimpin transformasi memotivasi
kayawan untuk melakukan lebih dari apa yang mereka harapkan untuk dilakukan
melalui peningkatan kesadaran terhadap kepentingan nilai pekerjaan karyawan, melalui
upaya penyadaran bahwa kepentingan tim dan organisasi berada diatas kepentingan
diri mereka sendiri, dan melalui peningkatan kebutuhan atau motivasi ke tingkat
yang lebih tinggi.
·
Kepemimpinan Karismatik ,membahas konsekuensi positif dari kepemimpinan
karismatik bagi para pengikut dan organisasi.
§ Karismatik positif dan negatif
§ Sisi gelap dari karismatik
§ Pengaruh dari karismatik
§ Implikasi praktis bagi
organisasi
BEBERAPA PENDAPAT TENTANG Kompetensi Kepemimpinan
Rotwell:
Kompetensi adalah
an area of knowledge or skill that is critical for production to output. Lebih
lanjut Rotwell menuliskan bahwa
competencies area internal capabilities that people brings to their job;
capabilities which may be expressed in a broad, even infinite array of on the
job behavior.
Spencer
Kompetensi adalah ‘’… an underlying chaaceristic of an individual that is casusally related to
criterion referenced effective and/or superior performance in a job or
situation’’.
Zwell
‘’competencies can be defined as the enduring traits
and characteristic that determine performance. Example of competencies are
initiative, influence, teamwork, innovation, and strategic thinking’’.
Beberapa
pandangan di atas mengindikasi bahwa kompentensi merupakan karakterisitk atau
kepribadian (traits) individual yang
bersifat permanen yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Selain traits yaitu berupa motivies, self koncept, knowledge, dan skill.
Pendekatan Psikoanalitik terhadap Kepemimpinan
Pandangan ini, ditemukan oleh
Sigmund Freud, menyatakan bahwa sebagai besar perilaku manusia dibentuk oleh
upaya yang tidak disadarinya untuk memuasi kebutuhan dan motivasi yang belum
terpenuhi. Dengan kata lain, kita mungkin tidak memahami mengapa kita melakukan
apa yang kita lakukan.
Komentar
Posting Komentar