JENIS TIM
Tim Formal
dan Informal
Tim kerja,
yaitu suatun proses orang-orang yang berada dalam suatu komunitas kerja yang
secara aktif bekerja bersam untuk mencapai tujuan perusahaan. Secara umum
dikenal dua jenis tim, yaitu tim formal dan tim informal. Tim formal
adalah tim yang dibentuk secara khusus oleh manajer dengan beban
tanggungjawab atau beban tertentu untuk membantu organisasi mencapai tujuanya.
Tim formal dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Tim komando merupakan tim yang terdiri atas
seorang manajer beserta beberapa bawahan yang melapor langsung kepada manajer
tersebut.
2. Komite merupakan tim formal organisasi yang relatif permanen untuk
menjalankan tugas-tugas khusus organisasi.
3. Gugus tugas/tim proyek adalah tim formal organisasi terbatas masa
kerjanya untuk menjalan sebuah proyek khusus organisasi.
Tim informal, yaitu interaksi rutin
antara dua orang atau lebih yang bersifat spontan ( setiap anggota berhak untuk
keluar dan masuk kedalam tim secara sukarela).
Tim Super
atau Tim Berstandar Kinerja Tinggi
Tim super (superteams), juga disebut dengan tim berstandar kinerja tinggi (high-performance
teams), merupakan kumpulan dari 3
hingga 30 pekerja yang berasal dari berbagai departemen/bidang/keahlian dalam
suatu organisasi. Dengan istilah
lain tim lintas fungsional (croos-functional teams), tim ini berbeda dengan kebanyakan tim formal yang menganut
hirarki tradisional (manajer selalu dipuncak pimpinan dengan membawahi beberapa
pekerja).
Tim Swakelola
Tim
swakelola (self-managed teams) merupakan
jenis tim super yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Tim ini bertanggungjawab secara
penuh terhadap pelaksanaan seluruh tugas yang dibebankan.
2.
Setiap anggota tim memiliki
variasi keahlian yang dapat dipadupadankan dengan keahlian anggota lain.
3.
Tim memiliki kekuasaan penuh
untuk menentukan sendiri metode kerja, penjadwalan dan penugasan kepada para
anggotanya dalam menyelesaikan tugas-tugas.
4.
Kinerja yang dihasilkan oleh tim
secara keseluruhan menjadi dasar dalam menentukan kompensasi dan memasukkan
yang diperlukan kepada manajemen.
Komite dan Tim Proyek ( Task Forces)
Komite
menunjukkan kerjasama oleh orang-orang di luar aktivitas penugasan sehari-hari
perusahaan dalam sebuah tim kecil untuk menjalankan tujuan tertentu atau tujuan
khusus namun merupakan aktivitas tetap perusahaan. Tim proyek atau task forces
menunjukkan kerjasama oleh orang-orang untuk bekerja pada aktivitas-aktivitas
umum perusahaan, namun mempunyai frekuensi yang tidak tetap.
Tim Lintas Fungsi (croos-functional teams)
Dalam kelompok kerja ini
masing-masing anggota akan melakukan eksplorasi ide-ide baru, menyampaikan
kreatifitas dan mencapai tujuan proyek dengan batas waktu tertentu yang telas
ditetapkan.
KARAKTERISTIK
TIM
Peran
Kepemimpinan
Langkah pertama yang perlu diperhatikan
oleh manajer dalam mengelola tim secara efektif adalah memahami karakteristik
tim yang diasuhnya, dengan melihat cara tim membangun kepemimpinan, norma-norma
dan kekompakan antarsesama anggota.
Tahap-Tahap
Pengembangan Tim
Menurut Truckman, ada lima tahap
utama pengembangan tim sebagai berikut:
1. Pembentukan
(forming)
2. Perpecahan (stroming)
3. Pembentukan
norma (norming)
4. Pelaksanaan
(performing)
5. Pembubaran (adjourning)
Norma Tim
Norma bermakna perilaku yang
diharapkan untuk dilakukan oleh anggota di dalam kelompok. Norma ini
selanjutnya dapat berkembang menjadi norma masyarakat. Jika ada salahsatu
anggota yang tidak mematuhi norma kelompok, maka kelompok akan berusaha untuk
‘’memaksa’’ anggota tersebut mematuhi norma kelompok.
Kekompakan
Tim
Kekompakan
(cohesiveness) bermakna tingkat
solidaritas dan perasaan positif yang ditunjukkan oleh individu terhadap
kelompknya. Kekompakan ini menjadi indicator utama untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh kelompok terhadap kehidupan para anggotanya.
Gregory Shea dan Richard Guzzo
menyatakan bahwa efektifitas kerja kelompok ditentukan oleh tiga variable
utama: ketergantungan tugas (task
interdependence), sense of potency,serta
ketergantungan hasil akhir (outcome interdependence).
MENGELOLA
TIM SECARA EFEKTIF
Manajemen
partisipatif
Manajemen
partisipatif adalah gaya pengelolaan manajemen yang mendukung serta memberi
kepercayaan yang besar kepada karyawan untuk mengambil kepuusan dalam
pekerjaanya.
Berfokus
Kepada Kinerja
Jon Katzenbach dan Douglas Smith
menemukan bahwa tantangan untuk mencapai kinerja tertentu merupakan faktor
utama pemacu prestasi sebuah tim.selain itu, mereka juga menemukan beberapa
faktor dasar (building blocks) lain kerja tim:
kemampuan/keahlian para anggota tim, akuntabilitas, dan komitmen anggota tim.
Penyelesaian
Konflik
Dalam buku paradoxes of Life, Kenwyn Smith dan David Berg mengajukan konsep
paradox (sesuatu yang berlawanan dari yang diharapkan terjadi) sebagai cara
pandang baru untuk memahami konflik yang terjadi antaranggota tim.adapun
berbagai paradox tersebut adalah sebagai berikut:
1. Paradox
identitas (the paradox of identity)
2. Paradox
keterbukaan (the paradox of disclosure)
3. Paradox
kepercayaan (the paradox of trust)
4. Paradox
individualitas (the paradox of
individuality)
5. Paradox
kekuasaan (the paradox of author the
paradox outhrity)
6. Paradox
penurunan (the paradox of regression)
7. Paradox
kreativitas (the paradox of creativity)
Dari ketujuh paradox yang
diungkapkan diatas disimpulkan bahwa jika sebuah kelompok tidak dapat menarik
keuntungan dari konflik yang terjadi, maka kelompok tersebut tidak akan mampu
berkembang atau bertahan hidup.
Komentar
Posting Komentar