BAB 17 BEKERJA DALAM TIM


JENIS TIM
Tim Formal dan Informal
            Tim kerja, yaitu suatun proses orang-orang yang berada dalam suatu komunitas kerja yang secara aktif bekerja bersam untuk mencapai tujuan perusahaan. Secara umum dikenal dua jenis tim, yaitu tim formal dan tim informal.  Tim formal adalah tim yang dibentuk secara khusus oleh manajer dengan beban tanggungjawab atau beban tertentu untuk membantu organisasi mencapai tujuanya. Tim formal dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.      Tim komando merupakan tim yang terdiri atas seorang manajer beserta beberapa bawahan yang melapor langsung kepada manajer tersebut.
2.      Komite merupakan tim formal organisasi yang relatif permanen untuk menjalankan tugas-tugas khusus organisasi.
3.      Gugus tugas/tim proyek adalah tim formal organisasi terbatas masa kerjanya untuk menjalan sebuah proyek khusus organisasi.
            Tim informal, yaitu interaksi rutin antara dua orang atau lebih yang bersifat spontan ( setiap anggota berhak untuk keluar dan masuk kedalam tim secara sukarela).
Tim Super atau Tim Berstandar Kinerja Tinggi
            Tim super (superteams), juga disebut dengan tim berstandar kinerja tinggi (high-performance teams), merupakan kumpulan dari 3 hingga 30 pekerja yang berasal dari berbagai departemen/bidang/keahlian dalam suatu organisasi.        Dengan istilah lain tim lintas fungsional (croos-functional teams), tim ini berbeda dengan kebanyakan tim formal yang menganut hirarki tradisional (manajer selalu dipuncak pimpinan dengan membawahi beberapa pekerja).
Tim Swakelola
            Tim swakelola (self-managed teams) merupakan jenis tim super yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Tim ini bertanggungjawab secara penuh terhadap pelaksanaan seluruh tugas yang dibebankan.
2.      Setiap anggota tim memiliki variasi keahlian yang dapat dipadupadankan dengan keahlian anggota lain.
3.      Tim memiliki kekuasaan penuh untuk menentukan sendiri metode kerja, penjadwalan dan penugasan kepada para anggotanya dalam menyelesaikan tugas-tugas.
4.      Kinerja yang dihasilkan oleh tim secara keseluruhan menjadi dasar dalam menentukan kompensasi dan memasukkan yang diperlukan kepada manajemen.
Komite dan Tim Proyek ( Task Forces)
            Komite menunjukkan kerjasama oleh orang-orang di luar aktivitas penugasan sehari-hari perusahaan dalam sebuah tim kecil untuk menjalankan tujuan tertentu atau tujuan khusus namun merupakan aktivitas tetap perusahaan. Tim proyek atau task forces menunjukkan kerjasama oleh orang-orang untuk bekerja pada aktivitas-aktivitas umum perusahaan, namun mempunyai frekuensi yang tidak tetap.
Tim Lintas Fungsi (croos-functional teams)
            Dalam kelompok kerja ini masing-masing anggota akan melakukan eksplorasi ide-ide baru, menyampaikan kreatifitas dan mencapai tujuan proyek dengan batas waktu tertentu yang telas ditetapkan.
KARAKTERISTIK TIM
Peran Kepemimpinan
            Langkah pertama yang perlu diperhatikan oleh manajer dalam mengelola tim secara efektif adalah memahami karakteristik tim yang diasuhnya, dengan melihat cara tim membangun kepemimpinan, norma-norma dan kekompakan antarsesama anggota.
Tahap-Tahap Pengembangan Tim
            Menurut Truckman, ada lima tahap utama pengembangan tim sebagai berikut:
1.      Pembentukan (forming)
2.      Perpecahan (stroming)
3.      Pembentukan norma (norming)
4.      Pelaksanaan (performing)
5.      Pembubaran (adjourning)
Norma Tim
            Norma bermakna perilaku yang diharapkan untuk dilakukan oleh anggota di dalam kelompok. Norma ini selanjutnya dapat berkembang menjadi norma masyarakat. Jika ada salahsatu anggota yang tidak mematuhi norma kelompok, maka kelompok akan berusaha untuk ‘’memaksa’’ anggota tersebut mematuhi norma kelompok.
Kekompakan Tim
            Kekompakan (cohesiveness) bermakna tingkat solidaritas dan perasaan positif yang ditunjukkan oleh individu terhadap kelompknya. Kekompakan ini menjadi indicator utama untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kelompok terhadap kehidupan para anggotanya.
            Gregory Shea dan Richard Guzzo menyatakan bahwa efektifitas kerja kelompok ditentukan oleh tiga variable utama: ketergantungan tugas (task interdependence), sense of potency,serta ketergantungan hasil akhir (outcome interdependence).
MENGELOLA TIM SECARA EFEKTIF
Manajemen partisipatif
            Manajemen partisipatif adalah gaya pengelolaan manajemen yang mendukung serta memberi kepercayaan yang besar kepada karyawan untuk mengambil kepuusan dalam pekerjaanya. 
Berfokus Kepada Kinerja
            Jon Katzenbach dan Douglas Smith menemukan bahwa tantangan untuk mencapai kinerja tertentu merupakan faktor utama pemacu prestasi sebuah tim.selain itu, mereka juga menemukan beberapa faktor dasar (building blocks) lain kerja tim: kemampuan/keahlian para anggota tim, akuntabilitas, dan komitmen anggota tim.
Penyelesaian Konflik
            Dalam buku paradoxes of Life, Kenwyn Smith dan David Berg mengajukan konsep paradox (sesuatu yang berlawanan dari yang diharapkan terjadi) sebagai cara pandang baru untuk memahami konflik yang terjadi antaranggota tim.adapun berbagai paradox tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Paradox identitas (the paradox of identity)
2.      Paradox keterbukaan (the paradox of disclosure)
3.      Paradox kepercayaan (the paradox of trust)
4.      Paradox individualitas (the paradox of individuality)
5.      Paradox kekuasaan (the paradox of author the paradox outhrity)
6.      Paradox penurunan (the paradox of regression)
7.      Paradox kreativitas (the paradox of creativity)
            Dari ketujuh paradox yang diungkapkan diatas disimpulkan bahwa jika sebuah kelompok tidak dapat menarik keuntungan dari konflik yang terjadi, maka kelompok tersebut tidak akan mampu berkembang atau bertahan hidup.




Komentar